Nyeri lutut pasti pernah dialami setidaknya satu kali dalam hidup Anda. Gejala ini tidak hanya dialami oleh lansia saja. Banyak hal yang dapat menyebabkan munculnya gejala nyeri pada lutut. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri yang dirasakan juga bervariasi, tergantung pada faktor yang menyebabkan munculnya rasa nyeri.
Gejala yang bisa turut menyertai nyeri lutut mulai dari bengkak, memar, kemerahan yang bisa terasa hangat pada area yang nyeri, lutut tidak simetris, dan lutut sulit digerakkan atau diluruskan sepenuhnya. Penyebab nyeri lutut bisa berasal dari berbagai lokasi lutut. Nyeri lutut biasanya disebabkan karena adanya cedera seperti ligamen yang robek atau tulang rawan yang retak. Selain itu, kondisi medis seperti radang sendi, asam urat, infeksi juga dapat menyebabkan nyeri lutut. Dilansir Mayo Clinic, berikut adalah beberapa penyebab nyeri lutut di bawah ini.
Cedera
Cedera dapat memengaruhi salah satu ligamen atau tendon pada sendi lutut. Beberapa cedera lutut yang sering terjadi antara lain:
- Cedera ACL - terjadi robekan pada ligamen krusiata anterior cruciate ligament (ACL), yaitu salah satu ligamen yang menghubungkan tulang kering dan tulang paha. Cedera ini biasanya dialami saat bermain sepak bola, bola basket, atau olahraga lain yang memerlukan perubahan arah secara tiba-tiba
- Fraktur - patahnya tulang lutut, termasuk tempurung lutut (patela) akibat jatuh atau kecelakaan
- Robekan meniskus - meniskus adalah tulang rawan yang keras dan kenyal yang berfungsi sebagai peredam kejut antara tulang kering dan tulang paha. Meniskus bisa mengalami robek apabila tiba-tiba ada gerakan memutar lutut sambil menahan beban berat
- Bursitis - beberapa cedera lutut menyebabkan adanya peradangan di bursae (kantong kecil berisi cairan yang melindungi sendi)
- Tendinitis patella - peradangan pada satu tendon atau lebih (jaringan berserat yang menempelkan otot ke tulang). Cedera ini biasanya terjadi karena gerakan menendang, berlari, atau pada pengendara sepeda
- Dislokasi tempurung lutut - cedera ini terjadi ketika tulang segitiga yang menutupi bagian depan lutut (patela) terlepas dari tempatnya
Arthritis
Artrhitis juga dapat memicu nyeri di persendirian. Arthritis sendiri berarti peradangan pada sendi yang bisa terjadi karena berbagai penyebab, seperti degenerasi yang terjadi karena peningkatan usia, peradangan karena penyakit autoimun, adanya peningkatan endapan kristal asam urat di jaringan, serta akibat infeksi. Contoh penyakit arthritis bisa dilihat di bawah ini:
- Osteoarthriris
- Arthritis rheumatoid
- Gout
- Pseudogout
- Arthritis Septik
Faktor-Faktor Lainnya
Nyeri lutut juga dapat diperparah oleh beberapa faktor berikut yang dapat meningkatkan risiko, di antaranya:
- Kelebihan berat badan - obesitas dan kelebihan berat badan dapat meningkatkan stres akibat adanya tekanan berlebih
- Menurunnya kekuatan otot - kekuatan otot yang seimbang dapat melindungi sendi dan membuat otot lebih fleksibel khususnya ketika menghadapi gerakan tertentu
- Olahraga atau pekerjaan berat - beberapa gerakan olahraga atau pekerjaan tertentu dapat meningkatkan risiko nyeri otot karena gerakan-gerakan mendadak yang dilakukan
- Riwayat cedera - bila sebelumnya pernah mengalami cedera pada lutut, maka nyeri itu bisa datang kembali
Ketika nyeri lutut yang Anda alami terasa sangat mengganggu kegiatan atau membuat Anda kesulitan tidur, sebaiknya Anda segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Anda bisa mendapatkan obat anti nyeri, memakai knee brace, sampai operasi bila memang ada indikasinya. Anda juga bisa diedukasi untuk mengurangi faktor risiko yang ada, seperti menurunkan berat badan serta rutin olahraga.
- dr Hanifa Rahma
Cleveland Clinic (2020). Knee Pain. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21207-knee-pain
Mayo Clinic (2021). Knee pain. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/knee-pain/symptoms-causes/syc-20350849
Bunt C, Jonas C, Chang J (2018). Knee Pain in Adults and Adolescents: The Initial Evaluation. American Family Physician. Available from: https://www.aafp.org/afp/2018/1101/p576.html